Kenapa banyak masyarakat yang mempercayai tafsir mimpi?

 Di dalam masyarakat kita ada banyak sekali kelompok masyarakat yang mempunyai pemahaman pemahaman yang berbeda tentang tafsir mimpi. Ada kelompok masyarakat yang tidak mempercayai tentang tafsir mimpi ini dan hanya menganggap mimpi sebagai bunga tidur saja. 

Sedangkan di sisi lain ada kelompok masyarakat yang berpendapat bahwa mimpi bisa menjadi indikasi ataupun pesan tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dari kelompok orang-orang yang mempercayai bahwa mimpi bisa menjadi persoalan tentang sesuatu yang akan terjadi inilah bermunculan tafsir tafsir mimpi. 

Sebenarnya tafsir mimpi adalah sesuatu yang sudah sangat tua di dunia ini. Dari ribuan tahun yang lalu orang-orang sudah melakukan penafsiran mimpi. Kita bisa membaca ini dari berbagai literatur kuno. Jadi sekalian jadi pertanyaan apakah tafsir mimpi ini adalah sesuatu yang logis atau tidak. Jikalau kita merujuk pada fenomena dejavu kita mungkin bisa mulai sedikit memahami bahwa memang ada beberapa kejadian dari mimpi kita yang bisa terjadi di masa yang akan datang. 

Jadi pemahaman bahwa mimpi bisa menjadi jendela untuk mengintip masa depan tidak sepenuhnya naif. Bahkan dalam beberapa literatur keagamaan penafsiran mimpi adalah sesuatu yang dipercaya bisa terjadi. Tentunya di dalam literatur keagamaan ini penafsiran mimpi dilakukan oleh orang yang mendapatkan karunia dari tuhan sehingga penafsirannya tidak pernah meleset. 

Ini sedikit berbeda dengan gaya penafsiran mimpi yang ada pada saat ini di mana orang-orang yang melakukan penafsiran mimpi lebih bergantung pada kode-kode alam yang terjadi di dalam mimpi tersebut. Jika anda tidak mempercayai penafsiran mimpi maka mungkin anda akan menganggap itu sebagai sesuatu yang lucu. 

Namun sebenarnya penafsiran mimpi cukup banyak dipelajari dalam berbagai bidang akademis khususnya bidang psikologi. Ada banyak orang yang berpendapat bahwa mimpi bisa menunjukkan kondisi kejiwaan seseorang pada saat orang tersebut memimpikan. 

Orang-orang yang sedang berada dalam kondisi stres pada umumnya akan mendapatkan mimpi yang buruk. Sedangkan mereka yang sedang berada dalam kondisi yang bahagia pada umumnya akan mendapatkan mimpi yang menyenangkan. Jadi banyak psikologi yang menggunakan mimpi sebagai alat untuk mendiagnosa kondisi kejiwaan pasien mereka.